Pertarungan dua raja, judul yang ekstrim namun nampaknya judul ini cocok untuk menggambarkan kedua belah pihak yang sedang bertarung menggunakan senjata teknologi. Yang satu penguasa Operating System dan yang satu lagi penguasa mesin pencarian. Pertarungan ini bukanlah mengenai perebutan kekuasaan Operating System, melainkan pertarungan perebutan dominasi kekuasaan mesin pencarian (Search Engine).
Menurut Statista mesin pencari Bing saat menguasai 9% dari total pencarian, sedangkan Google memiliki pangsa pasar pencarian sebesar 84,04%. Padahal Microsoft sendiri telah menguasai pangsa pasar Operating System sebesar 72% dari pangsa pasar Operating System Dunia, namun kalah telak dari Google dalam hal segmen bisnis mesin pencari. Tak disangka-sangka Microsoft tiba-tiba menggebrak pasar mesin pencari bersama senjata barunya OpenAI , Google yang merasa dominasinya bakal terancam pun tidak tinggal diam dan langsung merespon Microsft dengan senjata barunya juga bernama BARD AI.
Artikel ini tidak membahas mesin pencari mana yang terbaik atau AI mana yang terbaik, melainkan akan membahas betapa pentingnya pemimpin pasar merespon dengan cepat terhadap segala ancaman yang mungkin akan muncul.
Pendapatan Google di tahun 2022 berada di angka $279,8 milyar dimana 81% nya merupakan pendapatan dari Iklan, sedangkan Microsoft memiliki pendapatan $198.27 milyar yang di dominasi oleh pendapatan dari segmen cloud computing mencapai $100 milyar lebih. Angka pendapatan iklan yang menggiurkan ini mungkin yang membuat Microsoft berani berinvestasi $1 milyar kepada OpenAI di 2019 yang lalu dan undisclosed number di tahun 2021, nilain investasi ke OpenAIO nantinya akan terus ditambah hingga total $10 milyar secara keseluruhan.
Tak seperti Blackberry , Nokia ataupun Intel, Google merespon dengan cepat perkembangan integrasi OpenAI terhadap mesin pencari Bing. Di minggu yang sama dengan peluncuran fitur bing yang baru, Google juga menunjukan kemampuan AI Bard yang dimilikinya di Paris Prancis beberapa waktu yang lalu.
Respon cepat inilah yang perlu di tiru oleh perusahaan-perusahaan yang sudah berjalan yang merasa baik-baik saja saat ini atau perusahaan yang telah menjadi pemimpin pasar, Blackberry misalnya ketika Apple dan Android muncul mereka tetap asik meluncurkan produk-produk yang mirip dan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Alih-alih berinovasi mereka terjebak di zona nyaman, tak sadar ketika perilaku pelanggan pelan-pelan sudah berubah berlawanan arah dengan produk mereka. Bersikeras terhadap produk berbasis Blackberry OS yang pelanggannya sudah berpaling membuat posisi Blackberry sebagai raja ponsel kala itu terlempar keras dari singgasana, mencoba bangkit dengan menerbitkan Blackberry Android namun semua sudah terlambat.
DNA Innovasi itu penting untuk hadir di siklus kehidupan perusahaan, tanpa DNA Innovasi pelanggan lambat laun akan meninggalkan produk / jasa anda untuk produk / jasa lainnya yang lebih unggul. Kecepatan merespon perubahaan arah konsumen juga tak kalah penting dalam mepertahankan keunggulan sebuah bisnis, yang ditunjukkan oleh Google menurut kami bukanlah kepanikan melainkan respon cepat untuk mempertahankan pelanggan.
$WGSH hadir untuk membantu perusahaan-perusahaan melakukan Transformasi Digital ataupun menemukan market baru dengan bantuan teknologi, tak perlu takut atau antipati terhadap perubahan-perubahan akibat adanya lompatan teknologi karena sejatinya teknologi hadir untuk membantu memudahkan tugas-tugas manusia bukan menggantikannya.
***